Saturday, May 23, 2009

'Desa Wageningen"

 

Empat hari sudah saya di Wageningen.   Sejak senin 18 Mei training yang saya ikuti sudah mulai.   Setiap hari kelas dimulai jam 8.30 am dan berakhir jam 5.30 pm.   Lumayan padat..., makanya belum sempat kemana-mana.  Apalagi toko-toko di city centre, di sana  disebut centrum,  sudah tutup pada pukul 6 sore. 

Walaupun demikian, ditemani Ida, saya sempat juga jalan seputar centrum melihat-lihat suasana di Wageningen.   Wageningen adalah kota kecil (barangkali lebih tepat disebut desa) dengan penduduk hanya sekitar 35.000 orang.  Hampir 40 % diantara penduduknya adalah mereka yang berhubungan dengan University of Wageningen, baik sebagai students ataupun staf..  Wageningen University and Research Centre adalah bagian utama dari kota ini.  Seperti kota pendidikan gitu.

 

Menyusuri jalan, terasa sekali suasana yang tenang dan nyaman.  Pohon-pohon  menghijau yang begitu banyak tumbuh dumana-mana memang menambah suasana kota menjadi lebih sejukdi akhir spring ini.  Jalan-jalan dalam kota cukup unik, dibandingkan di UK misalnya.  Karena sepeda termasuk sarana transportasi utama, maka ada jalan khusus yang disiapkan bagi pengendara sepeda, yang berdampingan dengan trotoar untuk pejalan kaki.  Barangkali ini memang khas jalan-jalan di Belanda.

 

Ini memang bukan kunjungan pertama saya ke Belanda.  Tapi baru kali ini saya bisa melihat kehidupan di sana secara lebih dekat.  Hal lain yang menyenangkan di Wageningen adalah hampir semua penduduknya bisa berbahasa Inggris dengan sempurna.   Jadi gak perlu kuatir gak ada yang mengerti kita...

 

 

 

Bersama 28 peserta lain dari berbagai negara, saya ditempatkan di hotel milik Wageningen Uni yang sekaligus merupakan tempat kami training. Kebanyakan peserta berasal dari Afrika da Asia, hanya satu bule-nya. yaitu pesera dari Georgia.

 

Enaknya, training selama empat minggu tidak diisi dalam kelas terus, tapi banyak juga jalannya.  Nanti sore check out dari Wageningen.  Selama seminggu kami akan dibawa ke beberapa kota di Belanda dan Jerman.  Bukan sekedar jalan-jalan sih, mirip field trip dengan full assignment.  Karena acara field trip ini, rencana mengelilingi Wageningen ditunda dulu.., nanti disambung lagi saat kembali..

 

 

Wageningen, Kamis 21 Mei 2009

Monday, May 18, 2009

Jakarta-Amsterdam: Perjalanan sendiri yang tak cukup nyaman

Alhamdulillah saya telah tiba di bandara Schipol, Amsterdam, setelah  perjalanan panjang melelahkan.  Berangkat dari Jakarta Sabtu malam 18.45 WIB, transit di KL satu jam, terus langsung terbang dari KL-Amsterdam. Selama terbang hampir 16 jam, rasanya sungguh tak nyaman, masalahnya saya dapat tempat duduk di tengah, di antara dua orang bule yang sepanjang perjalanan minum alkohol terus.   Mereka memang cukup ramah.., tapi baunya itu lho, bikin pusinggg..!.   Mau bergerak banyak juga gak gampang, akibatnya kaki saya lumayan bengkak karena peredaran darah tak lancar.  Saya sampai kaget saat mau bangun.

 

Sudah lama saya tidak terbang jauh sendiri.  Terakhir perjalanan jauh saya adalah akhir tahun 2004 dan akhir tahun 2005, saat saya bolak-balik Leeds-Banda Aceh.   Saat itu perjalanan sendiri yang tak nyaman memang tidak terasa sama sekali.  Bisa dikatakan saya mati rasa selama dalam perjalanan.  Rasa hati saya lebih banyak tertuju ke Banda Aceh, dengan musibah dahsyat menimpa keluarga besar saya.

 

Lebih 15 tahun lalu, saya sebenarnya sudah terbiasa jalan sendiri, bahkan lebih jauh dari perjalanan Indonesia-UK.   Kala itu saya beberapa kali bolak-balik Indonesia-Canada, plus ketika menjemput si sulung untuk bergabung dengan saya dan Ayahnya di Canada.

 

Tapi itu dulu..., saya masih sangat muda dan penuh excitement akan hal-hal baru.  Tentu saja lain dengan sekarang.  Sebelum memutuskan untuk mendaftar ikut training di Wageningen, terpikir oleh saya...malas banget harus terbang sendiri.   Belum lagi harus bawa-bawa barang berat.   Belum lagi harus ninggalin anak-anak selama sebulan.

 

Si Abang terus mendorong saya.., ‘Ayo daftar, this is a good time for you to travel for a while.  The kids will be fine with me’.  Itu katanya. 

 

Untuk memudahkan urusan saya, si Abang sudah mengatur jemputan untuk saya di Cengkareng saat tiba dari Banda Aceh.  Dia juga sudah booking hotel untuk saya selama menginap dua malam di Jakarta.  Si Abang juga mencari-cari via PPI Wageningen kalau-kalau ada yang dia kenal di sana.

 

 

Alhamdulillah ketemu.  Ada seorang mantan mahasiswanya yang kini sedang sekolah di Wageningen.  Setelah dikontak, Ida (itu namanya) dengan senang hati akan menjemput saya di Schipol, Amsterdam.  ’Biar gak repot jalan sendiri ke Wageningen, bu...’, kata Ida.

 

Dan disinilah saya sekarang.  Saya tiba sekitar jam 6 pagi waktu lokal.  Beres imigrasi dan bagasi, saya duduk di ruang tunggu kedatangan.   Menunggu Ida menjemput.   Karena hari Minggu, train paling pagi dari Wageningen baru ada sekitar jam 7 pagi.  Jadi saya harus sabar nunggu dia tiba 1,5 jam kemudian.   Daripada bengong,  saya. Buka komputer aja..nulis jurnal  untuk MP.  Untuk diingat nanti.

 

 

Schipol, Amsterdam

Sunday, 17 May 2009 (08.20 am)

Friday, May 15, 2009

On My Way to Wageningen

Sudah dua hari ini saya..ada di Jakarta.  Ngurus ini-itu di kedutaan Belanda.  Insya Allah sore ini saya akan terbang ke Amsterdam via Cengkareng.   Rada deg-degan juga.  Sudah lama saya gak jalan jauh sendiri.  Dulu sih waktu masih muda..oke-oke aja.   Tapi sekarang...sudah tua gini, ada cemasnya juga.

 

Saya akan ikut training di Wageningen selama 4 minggu.  Gabung dengan peserta lain dari beberapa negara.  Kebanyakan sih dari negara-negara Afrika.

 

Anak-anak ditinggal dulu sama Ayah-nya.  Biar all the boys take in charge at home, while the girls are out of the country he..he...

 

 

Singkat saja kali ini.  Insya Allah cerita lain di up date nanti.  Wish me luck ya....

teman-teman

 

 

Lily

Jakarta, 16 Mei 2009

Monday, May 4, 2009

Anak ikut UN..Ortu ikut pusyinggg..

Dua bulan terakhir ini aktivitas ‘the duo’ alias Irham dan Ilman lumayan padat.   Selain kegiatan rutin sekolah, les, mengaji, ada tambahan lain lagi yaitu ‘try out’ UN.   Mereka berdua ikut UN tahun ini.   Irham UN SMP, dan Ilman di SD.

 

Biasanya saya selalu meliburkan anak-anak dari kegiatan akademik pada hari Minggu.   Biarlah mereka bermain sepuasnya ehari dalam seminggu.   Tapi ’try out’ mereka ternyata selalu diadakan hari Minggu.   Alasannya biar kegiatan sekolah tak terganggu.  Lho.., bukannya ’try out’ itu adalah kegiatan sekolah juga ?  

 

 

Akibatnya mereka jadi hampir tak punya hari libur.   Ilman si bungsu suka ngomel: ’Why do I have to work hard on Sunday ?’   Apa boleh buat.   Mereka berdua memang harus kejar banyak…, soalnya ujian seperti ini memang hal baru bagi mereka.

 

Selain di sekolah, saya dan si Abang ikut ‘menggenjot’ mereka di rumah.   Si Abang ikut sibuk mencari-cari bahan dan contoh soal UN dari internet. Kami juga ikut menunggui Irham membahas contoh soal.  

 

Terus terang saat membaca soal-soal tsb, saya ikut bingung.   Sungguh tidak sederhana.   Bahasa Indonesia, misalnya.  Kalimatnya panjang-panjang.  Jawabannya meragukan.   Buat Ilman yang perbendaharaan katanya masih terbatas  pada bahasa sehari-hari, sering kali tidak mengerti arti kalimat yang dituliskan.   ’What does serbaguna  mean ?’ suatu kali dia bertanya. 

 

 

Begitulah, selama Irham UN minggu lalu..kami berdua (terutama si Abang) mendampinginya setiap malam, mempersiapkan ujian keesokan harinya.  Kini UN SMP telah selesai.  Irham masih harus ikut ujian sekolah dan ujian nasional untuk kelas bilingual.   Jadi dia masih harus...fokus belajar.

 

 

Mulai 11 Mei minggu depan, giliran Ilman yang akan ujian.   Dia mulai cemberut lagi.   ’I wish...I did not have to take this kind of exam...’.     Saya jadi ikut pusing karenanya……..

 

 

 

 

Banda Aceh, 5 Mei 2009

lily