Saturday, June 30, 2007

Sistem Pendidikan di England (3): Beda kemampuan, beda kelas di Secondary School

 

Catatan:

Awalnya sulit bagi saya untuk mengerti sistem yang diterapkan di Secondary School di UK, jauh banget bedanya dengan SMP dan SMA kita di Indonesia.  Butuh waktu lama bagi saya (setelah bolak-balik ketemu guru dan nanya terus sama anak-anak saya) untuk akhirnya bisa memahami sistemnya.  Kalau teman-teman bingung membaca tulisan di bawah ini, harap diperbanyak sorry ya….. Mohon koreksinya kalau ada yang tidak tepat dari tulisan saya ini (Tulisannya lumayan panjang.., gak harus dibaca semua koq…)

 

 

Sistem pengajaran di Secondary school sama dengan yang berlaku di perguruan tinggi.  Untuk setiap pelajaran siswa akan berganti guru sesuai bidangnya, sekaligus beda ruangan yang sudah diatur untuk setiap pelajaran (saya pernah baca sekolah-sekolah tertentu di Indonesia juga sudah menerapkan sistem seperti ini).  Karena itu orientasi sekolah dan masing-masing kelas untuk setiap pelajaran merupakan hal yang sangat membantu siswa saat mengawali sekolahnya di awal tahun ajaran.

 

Pelajaran yang wajib diikuti untuk siswa di Secondary School umumnya sama dengan pelajaran untuk anak-anak di primary School.  Kelompok pertama adalah Core subjects, yaitu English, mathematics, and Science.  Kelompok ke dua adalah Foundation subjects: History, geography, Art, Music, technology, Religious Education (RE), dan Physical Education (PE).  Untuk siswa kelas 7,8, dan 9 (setara dengan SMP); kedua kelompok pelajaran ini wajib diikuti, dan masih ditambah lagi satu pelajaran Modern Foreign Languages, yang bisa bisa dipilih salah satu di antara banyak pilihan: Spanish, French, German,  di beberapa sekolah bahkan ada pilihan Bahasa Urdu dan Arab.

 

Untuk kelas GCSE (year 10 dan 11) pelajaran wajib adalah yang tergolong core subjects, plus bahasa asing yang dipilih saat year 7, ditambah 3 atau 4 pelajaran lain yang diminati siswa sesuai dengan keinginannya sendiri.

 

Selama siswa berada di year 7-9, mereka akan mengikuti satu kali ujian nasional di akhir year 9.  Sama dengan yang berlaku di Primary School (year 6), ujian nasional ini hanya untuk pelajaran English, Science, dan Math.  Tak banyak yang saya ketahui tentang ujian nasional di year 9 ini, karena  K’ Lila memulai secondary school-nya di sini di akhir year 9, jadi tidak diikutkan ujian.  Sedangkan Irham saat ini baru duduk di year 7.

 

Di samping ujian nasional di atas, selama di secondary school setiap siswa akan menerima raport yang dikeluarkan sekolah setiap akhir tahun ajaran.  Raportnya ya..mirip dengan yang di Primary School juga.

 

Sejak year 10 siswa sudah diarahkan untuk menghadapi GCSE  (General Certificate of Secondary Education) yang merupakan sertifikat untuk siswa di akhir wajib belajar. Nilai GCSE tidak melulu didasarkan pada ujian nasional di akhir tahun ajaran di year 11, tapi sudah dicicil sejak mereka duduk di year 10.  Nilai GCSE untuk setiap pelajaran merupakan nilai kumulatif dari beberapa bagian tugas dan ujian.  Sejak year 10 siswa sudah diberikan tugas rumah alias ‘course work’ yang dinilai sampai 30 % dari total nilai umum pelajaran tsb di GCSE.  Selain itu pada pertengahan year 11 siswa kembali mengikuti ujian yang untuk mendapatkan nilai sekitar 30 % juga dari total GCSE.  Ujian final di akhir year 11 (sekitar bulai Mei-Juni) melengkapi nilai mereka untuk GCSE.

 

Seperti pernah saya utarakan di tulisan sebelumnya, tidak ada istilah tinggal kelas bagi anak-anak sekolah di UK.  Setiap tahun mereka naik terus ke kelas berikutnya.  Tak ada juga rangking bagi siswa dalam setiap kelas. Lantas bagaimana kita menilai kemampuan si anak ?   Ternyata ada system sendiri untuk membedakan kemampuan si anak di setiap pelajaran. 

 

Di awal tahun ajaran setiap siswa wajib mengikuti test penempatan untuk setiap pelajaran yang akan diikuti.  Hasil test ini akan menentukan si anak  akan berada di set mana untuk setiap pelajaran  Secara umum ada tiga level/set untuk setiap pelajaran di Secondary School, yaitu:  Top/Higher Set;  Intermediate Set; dan Fondation Set.  Bahan ajaran untuk setiap level sudah disesuaikan dengan kemampuan si anak yang didasarkan pada hasil test di atas. 

 

Penempatan siswa dalam level tertentu tidak tetap sifatnya.  Artinya setiap siswa bisa pindah ke set lain pada tahun berikutnya.  Hasil ujian pada  setiap akhir tahun ajaran biasanya dijadian acuan untuk menentukan level siswa di tahun berikutnya.  Jadi kalau seorang siswa di kelas 7 berada di Top Set, namun prestasinya menurun..dia bisa dipindahkan ke Intermediate set di year 8.  Sebaliknya kalau siswa Intermediate Set menunjukkan prestasi baik, maka dia bisa dinaikkan ke Top Set  tahun depannya.

 

Sistem beda level untuk setiap pelajaran ini berlangsung terus sampai akhir year 11, saat anak-anak mengikuti ujian akhir GCSE.  Karena itu bisa dimengerti  si anak bisa terus ketemu teman yang berbeda dalam setiap pelajaran.  Setiap siswa memang ditempatkan dalam form tertentu dengan satu orang guru yang bertindak sebagai form tutor.   Biasanya siswa dalam satu form hanya berkumpul saat absensi pagi sebelum pelajaran dimulai  dan sore hari sebelum sekolah usai.

 

Irham, anak saya misalnya, saat ini dia duduk dikelas 7y.  Setiap pagi dan sore semua anak yang masuk ke dalam form 7y akan berkumpul untuk di cek kehadirannya.  Pagi hari setelah absensi ini, masing-masing anak akan menuju kelas dengan pelajaran sama namun kelas berbeda sesuai level mereka untuk pelajaran tersebut.  Hasil test awal tahun ajaran baru kemarin menempatkan Irham di Top set untuk pelajaran Science dan Mathematics. Sedangkan penyesuaian level untuk pelajaran lain baru dilaksanakan di awal year 8, September nanti.

 

Timbul pertanyaan lagi adakah hubungannya keberadaan si anak pada set tertentu dengan nilai akhir GCSE di year 11 ?  Ternyata memang ada  dan erat sekali kaitannya.  Setiap siswa akan mengikuti ujian untuk setiap pelajaran yang sesuai dengan levelnya. Siswa yang berada di Foundation set akan mengikuti ujian yang sesuai untuk mereka dengan nilai maksimal yang mungkin didapat adalah C.  Siswa di Intermediate set  akan mendapatkan nilai maksimum B, sedangkan nilai maksimum A atau A* hanya mungkin didapat oleh siswa yang berada di Top set. Jadi bahan ujian yang diikuti siswa di Top Set merupakan yang tersulit dan terbanyak dibandingkan kedua set lainnya.  Menarik bukan ?  Inilah yang menentukan kemampuan siswa di setiap pelajaran.

 

Namun bahan ujian akhir yang harus diikuti setiap siswa bisa fleksibel sifatnya.  Meskipun siswa berada di Top Set, kalau dia merasa tidak yakin dengan kemampuannya, dia bisa milih ujian untuk Intermediate Set.  Biasanya hal seperti ini harus didiskusikan dulu dengan gurunya.  Nilai maksimum B, lebih  baik daripada ikut ujian Top Set tapi dapat nilai C.

 

Ujian akhir GCSE kadang ada juga yang dilaksanakan di akhir year 10, terutama untuk English Language (ada lagi English Literature), untuk memberi kesempatan mereka memperbaiki nilai pada tahun berikutnya.  Di akhir year 10 dua tahun lalu, K’Lila sulung saya, ikut ujian akhir untuk GCSE English.  Meskipun berada di Intermediate set dia memilih ikut ujian untuk Foundation Set. Hasil ujian dia mendapatkan nilai maksimum C.  Tahun berikutnya di Year 11, gurunya menawarkan lagi ikut ujian di level Top set untuk dapat nilai B atau A.  Tapi K’Lila menolak.

 

‘Ujian English Language tidak gampang, belum lagi pelajaran lain yang juga akan ujian pada saat yang sama, mendingan K’Lila fokus belajar ke English Literature’.  ‘Nilai C sudah cukup koq Bunda, toh GCSE C untuk English Language sudah memenuhi syarat minimal untuk melanjutkan di A-level dan universitas’. 

 

Itu jawaban K’Lila pada saat saya seperti ikut mendorongnya agar ikut ujian lagi.  Biasa…, ibu-ibu kan pengen anaknya dapat nilai bagus teruss….(payah..).  Syukur suami saya menyerahkan keputusan pada K’Lila, karena dialah yang tahu kemampuannya sendiri.  Alhamdulillah, saat itu saya terhindar dari sikap pemaksaan kehendak saya untuk anak.

 

Lho..koq ceritanya malah lari kemana-mana.  Kembali ke topik utama.  Ada hal unik lain yang juga bersifat standar untuk setiap pelajaran di kelas GCSE (year 10 dan 11).  Setiap pelajaran ada Exam Board-nya !  Exam Boards adalah lembaga non profit yang menyiapkan bahan pelajaran, menyelenggarakan ujian, menilai hasil ujian, sampai mengeluarkan sertifikat untuk siswa untuk setiap hasil yang didapat.

 

 Exam boards ini bersifat independen, jadi tidak ada campur tangan pemerintah dalam menyiapkan ujian dan menilai hasil ujian siswa.  Tentu saja materi ajar untuk setiap pelajaran sudah disesuaikan dengan kurikulum nasional yang sudah ditentukan Pemerintah.  Untuk menjaga standar materi ajar yang disesuaikan dengan perubahan zaman, beberapa tahun sekali materi setiap pelajaran untuk setiap exam board akan diinspeksi oleh lembaga pemerintah terkait.

 

Exam Boards yang ada di UK ada beberapa yang saya tahu, terutama yang berbasis di England (di Scotland, Northen Ireland atau Wales bisa beda lagi); yaitu AQA (The Assessment and Qualification Alliance); OCR (Oxford Cambridge and RSA Examinations); Edexcel (saya cari-cari gak dapat kepanjangannya apa).  Ketiga exam boards ini yang paling banyak dipakai untuk GCSE.  Selain itu masih ada lagi WJEC yang merupakan Welsh based Exam, dll.

 

Setiap sekolah bisa memilih sendiri exam boards mana yang akan dipakai untuk setiap pelajaran.  Dan exam boards yang dipilih tidak harus sama untuk setiap pelajaran.  Bisa saja untuk Science sekolah A milih AQA, namun matematika pakai OCR, dsb.  Apa alasan sekolah memilih exam boards tertentu ?  Ini saya tidak tahu jawabannya, kecuali untuk pelajaran tertentu yang hanya diselenggarakan oleh satu exam board.  Mau gak mau sekolah harus memilih exam board tersebut.

 

Setelah ujian GCSE, siswa akan mendapat nilai untuk masing-masing pelajaran tertulis di sertifikat yang dikeluarkan oleh exam board ybs.  K’Lila, misalnya, tahun lalu untuk English Language, English Literature, ICT dan Food Technology,  sertifikat nilainya dikeluarkan oleh AQA.  Sedangkan untuk Science dan Math sertifikat GSCE-nya dikeluarkan oleh OCR.  Berakhir sudah wajib belajar bagi anak-anak di UK.  Tak ada ijazah/STTB dengan nilai di halaman belakangnya.  Sertifikat nilai GCSE adalah bukti si anak sudah selesai year 11 atau wajib belajar.  

 

 

 

 

 

 

 

 

Monday, June 25, 2007

Hujan Lagi...Banjir Dimana-mana

 

Hallo-hallo..... teman semua.  Seharusnya kini adalah summer full matahari di UK.  Namun dua minggu terakhir hujan terus dimana-mana, terutama midland dan north-east England.  Dan..hari ini, hujan deras seperti tak mau berhenti turun sejak Minggu malam.  Lebih 18 jam sudah hujan terus menerus.  Akibatnya ?   Banjirrrrr…………………   !!!!

 

 Baru saja saya nonton berita jam 22.00 BBC dan 22.30 ITV1, banjir sedang melanda..beberapa kota: Sheffield, Hull, Lincoln, dan Gloucester.  Para petugas sibuk menyelamatkan masyarakat yang terperangkap dalam rumah.  Helicopter berputar-putar terus di antara derai hujan.  Di Sheffield seorang anak remaja hilang tersapu air sungai yang mengalir deras…..  Winter Garden yang merupakan taman indoor di tengah kota Sheffield dijadikan tempat mengungsi oleh penduduk….

 

Alhamdulillah daerah kami tinggal di Leeds tak terkena banjir.  Umumnya kota-kota yang kena banjir, adalah yang dekat dengan sungai.  Sejak minggu lalu permukaan air sungai memang sudah cukup tinggi akibat hujan sebelumnya.  Ditambah hujan hari ini, meluaplah sungainya, maka mengalirlah air keluar.., jadilah banjir…. 

 

Setahu saya kota-kota kecil di seputar West Yorkshire, seperti Wakefield dan Ilkley minggu lalu juga banjir.   Saat kami ke York 16 Juni lalu, River Ouse yang membelah kota York meluap, air melimpah ruah keluar,  aktivitas boat wisata sepanjang sungai lumpuh, bebek-bebek yang biasanya banyak ngerumpi di tepi sungai..pada mengungsi ke darat.  Huuu…, kasihan mereka !

 

 Bagaimana kabar teman-teman yang berada di kota lain di UK ?  Juga teman-teman lain dimana saja.  Mudah-mudahan semua oke ya..

 

Ternyata…, banjir ternyata bukan hanya milik negeri kita ya…

 

 

 

Catatan:  Gambar di atas saya ambil dari BBC Website: 

Drivers struggling through the floods in Sheffield

 

 

Leeds, 25 Juni 2007

22.50

 

Saturday, June 23, 2007

'Hantu' Bangsa Indonesia

Mau cerita lagi tentang suami, ah.  Gak pa-pa kan, wong suami sendiri koq. Ini cerita seputar kegiatan suami selama kuliah di Leeds Uni.

 

Dua tahun terakhir ini, disela kesibukannya sebagai student, doi juga bekerja sebagai dosen Bahasa Indonesia untuk undergraduate student di Department of East Asian Studies (EAS), School of Modern Languages and Cultures.

 

Pekerjaan ini bermula ketika salah seorang staff Leeds Uni di School of Education, yang kebetulan dekat dengan komunitas Indonesia di Leeds, merekomendasikan suami saya pada Ian, dosen di jurusan EAS.  Ceritanya, saat itu Ian sedang mencari satu orang graduate student dari Indonesia yang bisa membantunya dalam mengajar.

 

Setelah wawancara non formal, jadilah suami saya masuk tim-nya Ian untuk mengajar  dengan judul mata kuliah: Indonesian Language and Culture, tingkat Basic dan Intermediate. Awalnya suami saya hanya diminta membantu Ian untuk praktek ‘conversation’ sehari-hari dalam Bahasa Indonesia, sedangkan mengenai teori tetap dipegang Ian sang koordinator.  Belakangan doi juga diminta untuk ikut mengajar bergantian dengan Ian.

 

Ian sendiri sebenarnya bukan ahli Bahasa Indonesia , tapi dia memang pernah belajar formal Bahasa Indonesia di Universitas Satyawacana Solo dan di School of Oriental and African Studies (SOAS), Univ of London.  Tujuan Ian belajar Bahasa Indonesia adalah untuk melancarkan penelitiannya tentang kehidupan masyarakat Bugis (Sulawesi Selatan) saat menyelesaikan PhD-nya di jurusan Antropologi beberapa tahun lalu.

 

Tak ada jurusan khusus seputar Indonesia di Leeds Uni.  Modul Bhs. Indonesia hanya diajarkan sebagai pilihan bagi student yang tertarik untuk mempelajarinya.  Kalau dilihat dari peminatnya, tak banyak student yang tertarik belajar modul ini, setiap semester jumlah mereka selalu di bawah 10 orang.  Walaupun demikian, banyak hal menarik yang didapat suami selama ikut mengajar Bahasa Indonesia ini. 

 

Suami saya pernah bertanya apa alasan para student ini belajar Bahasa Indonesia.  Jawaban mereka macam-macam.  Dua orang diantaranya menjawab karena mereka pernah tinggal di Indonesia.  Salah satu student yang berasal dari Norwich (masih UK juga) mengatakan bahwa waktu dia kecil dulu, orang tuanya pernah mengajar di Universitas Brawijaya.  Karena itu mereka sekeluarga pernah tinggal di Malang selama beberapa tahun. Dan sekarang dia ingin bernostalgia tentang hari-harinya dulu di sana, dengan belajar kembali Bahasa Indonesia.

 

Alasan nostalgia juga dikemukakan oleh seorang student yang berasal dari Polandia.   Keluarga mereka pernah tinggal di Jakarta, karena sang Ayah pernah menjadi diplomat Polandia untuk Indonesia. Dia sendiri sempat beberapa tahun sekolah di Jakarta International School (JIS).

 

Selain karena ingin bernostalgia, beberapa student lain justru mengatakan tak pernah tahu apapun tentang Indonesia, mereka belajar bahasa Indonesia karena berniat mencari pengalaman ke luar negeri usai sekolah, dan salah satu negara tujuan adalah Indonesia.

 

Apapun alasan mereka belajar Bahasa Indonesia, suami saya dibuat kagum..oleh kemampuan mereka dalam menyerap bahasa Indonesia.   Umumnya dalam satu semester saja, mereka sudah bisa bicara dengan oke  (Jadi ingat..saya sendiri yang butuh waktu setahun lebih, full time lagi, untuk belajar proper English dan lulus TOEFL).  Apa mungkin Bahasa Indonesia memang lebih mudah dipelajari ya..

 

Sebagai bagian dari kuliah, selain ujian, setiap student juga diwajibkan menulis tentang Indonesia sekitar 500 kata dengan topik yang ditentukan.  Semester lalu, suami saya meminta mereka menulis tentang ‘Perkembangan Politik di Indonesia’.  Ini adalah tugas yang dikerjakan di luar kelas, jadi mereka boleh mencari sendiri sumber bacaannya.

 

Salah seorang student menulis tentang perkembangan politik di Indonesia sejak sebelum kemerdekaan Indonesia tahun 1945.  Dengan menarik dia menceritakan bagaimana perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan ketika terjadi agresi oleh tentara sekutu Belanda,  Amerika dan Inggris tahun 1947.  Sampai pada satu kalimat yang membingungkan suami.. (dan saya juga saat ditunjukkan). 

 

Si student tadi menuliskan kalimat seperti ini: ‘…….., meski diserang bertubi-tubi oleh tentara sekutu, namun para hantu bangsa Indonesia tetap menyala untuk mempertahankan kemerdekaan RI’.

 

Saya memandang suami dengan bingung. ‘Para hantu Bangsa Indonesia ? Apa maksudnya ?’  Tanya Saya.

 

Sambil tersenyum suami saya malah bertanya kembali.  ‘Ayo coba pikir.., tahu nggak apa maksudnya ?’ . 

 

‘Bayangkan kalau kita harus nulis dalam Bahasa Inggris.., saat ada kata yang kita tak tahu bahasa Inggrisnya apa, dimana kita akan lihat ?’ 

 

‘Di kamus’, jawab saya cepat.  ‘Nah, begitu juga..dia’, lanjut suami saya.   So…?

 

Sesaat kemudian saya baru nyambung, si student tadi berusaha menerjemahkan kalimat dalam pikirannya yang kira-kira begini: ‘…, the spirits of Indonesian people…, bla..bla…’.  Si student kesulitan menerjemahkan apa artinya spirits dalam bahasa Indonesia, lalu dia lihat kamus Inggris-Indonesia. 

 

Saya cek kamus Inggris-Indonesia Hassan Shadily, pada entry spirit  tertulis artinya : roh, jiwa; semangat; hantu, dll.   ‘Ha..ha..’, saya tertawa baru mengerti, rupanya si student salah memilih arti..,dia pilih kata hantu, padahal seharusnya dia pilih kata semangat untuk meng-artikan  kata spirit  dalam kalimatnya.

 

Terlepas dari hal-hal kecil seperti itu, secara umum mereka menulis dengan tata bahasa yang sangat bagus, nggak kalah sama mahasiswa kita di Indonesia.

 

Tahun ini, suami saya kembali mengajar ‘Intermediate Indonesia Language and Culture’.  Kuliah sudah usai, dan ujian sudah berlangsung dua minggu lalu.  Kemarin doi ke kampus untuk mengambil kertas ujian mereka. Saya ikut melihat hasil kerja mereka.

 

 Pada bagian pertama soal, mereka diminta untuk menerjemahkan beberapa topik cerita dalam bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Pada bagian ke dua mereka diminta menulis sejumlah 600-800 kata dengan topik berikut (pilih salah satu):

 

            (a)  Transmigrasi sebagai jawaban untuk masalah populasi di Indonesia.

            (b)  Sistem perkawinan di beberapa masyarakat di Indonesia

            (c)  Lubang buaya dan penegakan ORBA

            (d)  Menanggulangi masalah pendidikan di Indonesia

            (e)  Agama di Indonesia

 

Setelah membaca topik diberikan..dalam hati saya berkomentar: ‘Topiknya berat amat, saya  yang ngomongnya bahasa Indonesia terus.., akan butuh waktu lama untuk bisa menulis dengan topik di atas’.  

 

Intinya mereka harus punya background membaca yang lumayan banyak untuk bisa menulis salah satu topik tersebut.  Dan itu harus dilakukan sebelum mereka masuk ke dalam ruang ujian.  ‘No dictionaries and any background readings are allowed to be brought in, while exams in progress..’. 

 

Nah.., nggak gampang kan ?

 

 

Leeds, 11 Juni 2007

 

 

 

 

Wednesday, June 20, 2007

Devil's Food Cake

Rating:★★★
Category:Other
(Dessert) – perlu perhatian extra

Namanya memang sereem. Menurut sejarahnya cake full of coklat ini merupakan dessert favorit di Amerika pada awal 1900-an. Resep cake ini pertama kali muncul dalam sebuah buku masak Amerika, Mrs. Rore’r New Cook Book, oleh Sarah Tyson Rorer. Namun ada yang berpendapat bahwa cake coklat ini ‘ditemukan’ pada tahun 1950-an dari Hotel Waldorf Astoria, makanya ada juga yang menyebutnya dengan Waldorf Astoria Cake. Malah ada yang memberi nama cake ini dengan $100 Chocolate Cake. Ceritanya dulu saat seorang pelanggan makan cake ini, yang menurutnya sangat enak, bertanya tentang resepnya, eh..dia malah disodori bill sejumlah $100 !. Sekarang berbagai resep cake ini bisa ditemukan di mana-mana, dengan sedikit perbedaan sana-sini antar resep.

Anyway, resep yang saya coba di bawah ini berasal dari Koran ‘Daily Mail’ yang biasa saya beli setiap hari Sabtu. Saya penasaran kenapa diberi nama ‘Devil’s Food Cake ?’ Tak ada jawaban yang jelas untuk pertanyaaan ini. Di salah satu website saya baca nama Devil ditambahkan mungkin karena cake ini very ‘tempting’.

Nah Lho….!


Bahan

Untuk Cake:

► 150 g bittersweet chocolate, chopped (saya pake dark chocolate)
► 115 g caster sugar
► 125 ml susu
► 40 g tepung coklat
► 4 kuning telur (buat terpisah dua-dua)
► 3 putih telur
► 150 g butter
► 85 g gula muscovado
► 225 plain flour
► 1 sdt garam
► 1 sdt bicarbonate of soda
► 175 g sour cream

Untuk Icing:

►200 g bittersweet chocolate, chopped
► 60 g tepung coklat
► 100 ml air
► 1 sdm golden syrup
► 40 gram butter
► 280 g icing sugar
► 2 kuning telur



Cara membuat:

Cake:

► Panaskan oven sampai 170 0C (Gas Mark 3)
► Siapkan dua buah loyang ukuran bulat ukuran 23 cm (9 in), beri kertas pelapis di dsarnya
► Masukkan coklat, caster sugar, susu, tepung coklat, dan 2 kuning telur dalam sebuah bowl
tahan panas
► kemudian tempatkan bowl tersebut dalam panci berisi air panas di atas kompor (sama
dengan ‘tim’ ya..). Aduk bahan dalam bowl sampai menyatu dan menjadi campuran
seperti custard. Lalu sisihkan dari kompor (campuran 1)
► Kocok putih telur sampai kaku (peak), sisihkan
► Dalam bowl terpisah kocok butter dan muscovado sugar sampai fluffy, tambahkan 2 sisa
kuning telur, tepung, garam dan soda, lalu masukkan sour cream (campuran 2)
► Tuang campuran 1 ke dalam campuran 2, aduk rata, terakhir masukkan putih telur kaku.
► Bagi adonan cake ini ke dalam 2 loyang, dan bakar di oven selama 45-50 menit
► keluarkan ke- 2 cake dari oven dan biarkan dingin dalam loyang

Icing:

► tim coklat yang sudah dipotong-potong sampai meleleh
► Campurkan tepung coklat, air dan golden syrup dalam panic kecil, lalu panaskan di atas
kompor, tapi jangan sampai mendidih
► Tambahkan coklat tim ke dalam panci, sisihkan dari api
► Kocok butter, icing sugar, dan telur, tambahkan semua bahan dalam panci, terus dikocok
sampai ‘creamy’
► Biarkan icing coklat ini sedikit dingin, lalu siap dipakai untuk cake

Penyelesaian:

► keluarkan cake dari loyang, bagi/belah setiap cake menjadi dua lapis
► Oles icing coklat pada belahan cake, kemudian semua cake di lapis menjadi satu (jadinya
4 lapis)
► Olesi sisa icing coklat pada semua permukaan cake (atas dan samping)
► Biarkan cake yang sudah diberi icing ini semalam agar dingin dan ‘firm’ (jangan dalam
kulkas, karena icingnya bisa ‘crack’)


Catatan:

- karena hanya punya satu loyang bulat, saya cuma bikin cake-nya satu. Jadinya memang lebih tebal, sesudah dingin, saya belah , oles icing, lapis lagi
- karena gak tega makan kuning telur mentah, icingnya tidak saya tambahkan kuning telur (kayaknya tetap oke tuh..)




Wednesday, June 13, 2007

Strawberry Cheesecake

Rating:★★
Category:Other
(Dessert) - Mudah

Ini murni hasil kerja...putri saya, K’Lila. Ujian usai sudah. ‘Pengen coba resep..ah’ katanya. Pilihannya jatuh pada ‘Cheesecake’, resepnya dapat dari Majalah Femina edisi tahun 2004. K’Lila sendiri yang cari bahan ke super market, terus sibuk di dapur, dengan dik Ilman jadi asistennya. Saya ‘diusir’ dari dapur. ‘Bunda suka protes.., nggak usah ke dapur’. Aduh !

Anyway, setelah jadi..tampilannya oke juga, rasanya ‘cheesy’ dan segar. Hanya saja bahan kulitnya kurang ditekan saat dituang dalam loyang, jadinya kurang padat, dan agak sulit dipotong. Tuh kan protesnya keluar…juga





BAHAN

Kulit:
► 100 g mentega tawar
► 200 g biscuit mari, haluskan

Cheesecake:
► 375 g cokelat masak putih, cincang halus
► 250 ml double cream
► 750 g soft cheese
► 30 g gula pasir halus

Aduk rata:
► 150 g strawberry segar, proses hingga halus
► 1 sdt air jeruk lemon
► 3 sdt gelatine bubuk (cari yang vegetarian), larutkan dalam 1-3 sdm air panas, lalu tim hingga bening


CARA MEMBUAT

Kulit:
► Siapkan loyang bongkar pasang berdiameter 22 cm. Olesi dengan mentega hingga rata. Sisihkan
► Lelehkan mentega, tambahkan biscuit yang sudah dihancurkan, aduk cepat hingga rata.
► Tuang adonan biscuit dalam dasar loyang, ratakan dan padatkan. Sisihkan

Cheesecake:
► Tim cokelat putih bersama double cream hingga meleleh, angkat, aduk hingga agak dingin.
► Kocok soft cheese bersama gula hingga lembut
► Tambahkan adonan cokelat putih. Aduk perlahan hingga rata. Sisihkan
► Campur strawberry, air jeruk, dan gelatin. Aduk rata. Sisihkan
► Tuang adonan putih ke dalam loyang yang telah berisi kulit.
► Tambahkan adonan strawberry di atasnya, aduk sebentar dengan garpu hingga membentuk motif marmer. Ratakan permukaannya
► Tutup loyang dengan aluminium foil, simpan dalam kulkas selama 24 jam
► Potong-potong dan sajikan




Sunday, June 10, 2007

Selada Bumbu Kacang

Rating:
Category:Other
(Appetizer) - Mudah

Bagi yang menyukai sayuran, mungkin resep berikut ini bisa menjadi alternatif untuk variasi selada. Rasanya yang sedikit asam (pakai nenas) dan menyegarkan membuat selada ini cocok untuk appetizer. Biasanya saya membuat bumbunya dalam jumlah agak banyak, disimpan dalam kulkas (bukan freezer) dan siap digunakan kapan saja. Btw, resep ini juga warisan alm. ibu saya.




BAHAN:

BUMBU KACANG:

► 400 g peanut butter (crunchy)
► 3 butir telur rebus, ambil kuningnya (bag putih dipotong dadu untuk campuran dalam
sayuran)
► 3 sdm mentega, cairkan di atas api
► 1 sdm cuka
► 50 ml air gula ( 3 sdm gula dilarutkan dalam air, panaskan sampai mendidih)
► garam secukupnya
► 1 sdt merica bubuk


SAYURAN:

► 3 buah wortel ukuran sedang, kupas dan iris tipis
► 200 g buncis potong sepanjang kira-kira 3 cm
► ½ buah nenas masak, kupas potong dadu (boleh juga diganti dengan nenas kaleng-
chunk- dalam juice)
► 3 buah kentang ukuran sedang, kupas dan iris tipis, goreng dalam minyak panas
► beberapa lembar daun selada (saya pake iceberg lettuce), sobek kasar
► 1 buah timun, kupas, belah dua, iris tipis


CARA:

► Campur semua bahan bumbu, aduk sampai jadi seperti bumbu pecal, sisihkan
► Rebus wortel dan buncis secara terpisah, tiriskan
► Campurkan wortel dan buncis rebus, nenas, kentang goreng, putih telur rebus, timun
serta daun selada dalam bowl
► Ambil bumbu kacang secukupnya, tambahkan sedikit air matang, lalu tuang ke dalam
bowl berisi sayuran, aduk rata.
► Siap disajikan



Saturday, June 9, 2007

'Summer Biological Clock'

 

 

Summer menjelang lagi.  Berarti siang semakin panjang, dan malam  semakin pendek.  Hal ini akan berlangsung terus sampai puncaknya tanggal 21 Juni nanti yang merupakan siang terpanjang dalam setahun. Sesudah itu secara perlahan lamanya siang akan memendek kembali sampai mencapai puncaknya 21 Desember, yang merupakan hari dengan siang terpendek dalam setahun.  Lamanya siang dan malam yang berubah dari winter ke summer ini mau tak mau juga mempengaruhi reaksi fisiologis makhluk hidup, terutama tumbuhan dan hewan.  Fenomena ini dikenal dengan istilah ‘photoperiodicity’.

 

Anyway, saya bukan mau membahas photoperiodicity panjang lebar di sini, saya hanya ingin membagi sedikit gambaran kegiatan sehari-hari yang ikut berubah selama summer ini.  Anak-anak saya, Irham dan Ilman, misalnya,  kalau biasanya mereka sudah tidur pada pukul 21.00, kini mereka susah sekali memejamkan mata pada jam yang sama. 

 

‘Kami nggak bisa tidur..Bunda, masih terang gini..’. Kan belum malam’,   Itu selalu alasan mereka saat diminta untuk tidur.

 

‘Look Mum.., other kids are still playing outside’, tambah Ilman sambil menunjuk keluar jendela.  Beberapa anak memang terlihat masih berlarian di halaman kompleks flat kami.

 

Mau tak mau saya jadi sedikit fleksible pada mereka di musim panas, mereka boleh tidur sampai  waktu shalat maghrib tiba,  itu berarti sesudah pukul 21.30 PM mereka baru beranjak ke tempat tidur.

 

Jadwal shalat di musim panas yang ikut berubah seiring dengan lamanya matahari bersinar merupakan tantangan tersendiri bagi kita di UK ini.  Mungkin tak ada masalah dengan shalat Dhuhur dan Ashar.  Bagi mereka yang kuliah atau kerja dari pagi sampai sore kalau tak punya tempat shalat,  masih bisa shalat di rumah waktu pulang karena Ashar sekarang sekitar pukul 17.30 PM.

 

Yang menjadi tantangan bagi saya adalah shalat Isha dan Shubuh.  Mengikuti jadwal shalat yang dikeluarkan Leeds Grand Mosque, sekarang ini tak ada lagi jadwal yang tertera untuk shalat Isha dan Shubuh.  Yang ada adalah Dhuhur pukul 13.05 PM, Ashar pukul 17.32 PM; dan Maghrib 21.39 PM.  Itulah jadwal shalat hari ini, 9 Juni 2007.  Di bawah table jadwal shalat, tertulis  info tambahan seperti ini:

 

‘Between the 13th of May and 31 July the signs with which we recognise Isha and Fajr times will vanish.  Muslims may pray Isha at any time after Maghrib prayer until 12.40 AM which is the last proper Isha time.  As for Fajr for the aforementioned period, it should not be prayed before 1.24 AM which is the earliest proper Fajr time’.

 

  

Berdasarkan info di atas, sekarang ini usai shalat maghrib sesuai jadwal saya langsung shalat Isha.  (Dari diskusi dengan beberapa teman, ada yang tidak setuju dengan cara seperti ini, menurut mereka jadwal Isha adalah 12.40, saat itulah kita harus shalat Isha)

 

Saya berangkat tidur seperti biasa sekitar pukul 23.00 PM.  Sebelum tidur, hidupkan alarm jam dulu untuk shalat Shubuh sebelum pukul 4.00 AM.  Maunya sih selalu tidur lagi barang 2 jam sesudah itu, tapi seringkali saya sulit untuk memejamkan mata lagi, karena hari segera terang.  Itu kalau weekdays…

 

Nah kalau weekend lain lagi, karena suami dan anak-anak esok paginya tidak sekolah, saya dan suami berusaha menunggu waktu shubuh dulu sebelum tidur.  Itu artinya kami baru tidur setelah pukul 1.24 AM.   Niatnya agar bisa tidur sampai agak siangan gitu.  Tapi ternyata..tetap aja, begitu matahari menembus gorden jendela kamar.., saya sudah sulit tidur lagi…, apalagi kamar kami kebetulan menghadap ke matahari terbit.   Jadinya kalau dihitung selama summer jam tidur saya jadi lebih singkat daripada saat winter.

 

Sedikit tidaknya saya rasa tubuh kita juga bereaksi terhadap photoperiodicity yang berubah selama summer, yang ujung-ujungnya bisa mempengaruhi ‘biological clock’ tubuh kita.  Namun ini sifatnya sangat individu. Jadi tidak bisa digeneralisasikan untuk semua orang.

 

Mungkin teman-teman lain punya pengalaman atau pendapat yang beda dengan saya, ayo..mari berbagi..!

 

 

 

 

 

 

Friday, June 8, 2007

Tauco tempe dan Buncis

Rating:★★
Category:Other
(Teman nasi) - Mudah


Kami sekeluarga adalah penggemar tempe. Karena itu, meskipun harga tempe di UK jelas lebih mahal, saya masih tetap membelinya. Kadang saya bahkan bela-belain beli ke kota lain (he..he..niat amat ya..). Kali ini saya ingin berbagi resep berbahan tempe warisan alm. Ibu saya (Semoga Allah Swt. melapangkan kuburan beliau dimanapun adanya). Tauco tempe buncis ini enak dimakan dengan nasi putih, nasi uduk (di Aceh kami menyebutnya ‘nasi guri’), atau nasi kuning. Sebagai variasi kadang saya mengganti tempe dengan tahu, terutama kalau stock tempe lagi kosong di ‘frezeer’.




BAHAN:

► satu bungkus tempe ukuran 15 x 10 x 3 cm
► 200 gram buncis, iris tipis menyerong
► 5-6 buah cabe hijau, iris tipis
► 100 gram udang
► bawang merah 3 siung
► bawang putih 5 siung
► 1 cm jahe
► 1 cm lengkuas
► 1 batang serai, potong ujungnya, ambil bagian putihnya
► 1 lembar daun salam
► 1 sendok makan tauco
► 1 sdt merica bubuk
► 1 buah kaldu blok rasa ayam
► minyak untuk menumis
► minyak untuk menggoreng
► 1 buah tomat masak ukuran besar
► 100 ml air


CARA

► potong tempe bentuk persegi panjang ukuran 2x 1x1 cm, goreng setengah matang,
sisihkan
► tumis bawang merah, bawang putih sampai harum, masukkan udang, tomat jahe,
lengkuas, serai, cabe hijau, daun salam, aduk sebentar sampai semua bahan menjadi layu
► tambahkan air, aduk rata, lalu tambahkan merica, kaldu blok, dan tauco
► masukkan buncis, masak sampai matang
► terakhir tambahkan tempe goreng, aduk sebentar, siap disajikan

Tips: saya biasanya tidak menambahkan garam ke dalam resep ini, karena tauco sudah terasa asin. Kalaupun ingin tambah garam, sebaiknya dirasa dulu..sesudah tauco dimasukkan.




Thursday, June 7, 2007

Resep Saya..(masuk Reviews Box)

 

  

Saya..termasuk..pedatang baru dalam per-MP-an.  Masih banyak yang tidak saya ketahui tentang masalah teknis MP, dan saya masih harus belajar banyak untuk itu.  Salah satunya adalah bahwa…belakangan saya baru tahu kalau format homepage MP yang sekarang ternyata tidak lagi sama dengan yang dulu.  Misalnya kini tak ada lagi, box ‘Market’ dan ‘Recipe’.  Itu juga saya tahu setelah tanya sana-sini sama mereka yang telah lebih lama berkecimpung dalam dunia MP.

 

Sejak awal saat saya mulai aktif di MP, saya sudah berkeinginan untuk posting resep masakan dari kegiatan dapur  rumah tangga saya sehari-hari.  Niat ini terutama untuk melatih diri agar rapi menyimpan file resep, sekaligus memacu diri untuk mecoba resep baru.  Syukur kalau juga juga bisa ikut membagi info untuk teman-teman lain.  Namun niat untuk posting resep ini saya tunda terus.., karena tidak ada  box ‘Recipe’ di homepage saya.  Rasanya lebih enak dilihat bila resep masuk ke dalam kumpulan resep saja, tidak bercampur dengan postingan lain.

 

Saya sudah bertanya sana-sini tentang bagaimana caranya untuk ‘insert’ box ‘recipe’ ini termasuk ke pihak MP staff.  Tapi sampai kini belum ada jawaban positif.  Sepertinya tak ada cara lain..selain pihak MP sendiri yang membuat box tersebut tersedia lagi.

 

Akhirnya saya memutuskan..mengikuti jejak beberapa teman lain.. memasukkan resep saya dalam ‘Reviews’.  Sebenarnya kalau dimasukkan ke dalam ‘Blog’ lebih flexible ngaturnya, namun karena ingin resepnya terkumpul dalam satu box, saya memilih ‘Reviews’, dan menandainya dengan tags resep.  Nanti kalau saya mau review sesuatu ya..masuk Box ‘Review’ juga, dengan tags yang berbeda.

 

Untuk sementara, inilah yang saya anggap pilihan paling sesuai, sampai ada perkembangan baru nanti…

 

Here we go…

 

Pastel Kari

Rating:★★
Category:Other
(gorengan/snack) - Mudah

Resep ini saya dapatkan dari seorang teman Malaysia tetangga saya di kompleks. Dia sih menamakannya ‘Curry Puff’, tapi karena bentuknya sama dengan pastel umumnya maka saya beri nama ‘Pastel Kari’. Saya tertarik dengan resep pastel ini karena bahan kulitnya yang gurih dan renyah, gampang bikinnya, dan uenakkk…tenan.



BAHAN:

► 500 g daging cincang (mince) ayam (boleh juga sapi atau kambing)
► 1 buah bawang Bombay ukuran sedang: iris halus
► 3 buah kentang ukuran sedang, potong dadu
► minyak untuk menumis
► 1 sendok makan bumbu kari instant (atau sesuai selera)
► 1 sendok teh merica
► garam secukupnya
► 500 g tepung terigu (plain)
► 3 sdm mentega
► 200 ml air panas mendidih
► minyak untuk menggoreng


CARA MEMBUAT:

BAHAN ISI:
► Tumis bawang Bombay sampai harum
► Masukkan daging cincang, aduk sebentar
► Tambahkan bumbu kari dan merica aduk sampai rata
► Masukkan potongan kentang
► Tambahkan garam, masukkan sedikit air
► Biarkan sampai daging dan kentang masak


KULIT PASTEL:

► Masukkan tepung ke dalam bowl yang cukup besar, tambahkan sedikit garam.
► Masukkan mentega ke dalam kontainer kecil, lalu tambahkan ke dalamnya air
panas.
► Aduk mentega sampai meleleh di dalam air.
► Tuang air mentega ini ke dalam tepung, aduk dan uleni sampai merata.
► Bila dirasakan tepung belum cukup lembut untuk dibentuk, tambahkan sedikit
air hangat.

PENYELESAIAN:

► Ambil segenggam kecil adonan tepung, pipihkan dengan ‘rolling pin’
► Tambahkan 1 sdt bahan isi di tengah kulit yang yang sudah jadi
► Tarik satu sisi kulit ke sisi yang lain, sehingga bahan isi menjadi ‘terkunci’ di
dalam
► Pipihkan tepinya membentuk setengah lingkaran.
► Bentuk bagian tepi seperti biasanya membuat pastel
► Goreng dalam minyak panas hingga kuning kecoklatan

Untuk kira-kira 25 potong