Belum dua tahun sejak saya mengantar si sulung kak lila memulai hari-hari kuliahnya di negeri jiran Malaysia, kini episode mengantar anak hidup merantau terulang kembali. Kali ini giliran si tengah Irham membuka lembaran baru sekolahnya di UWCSEA di Singapore.
Sejak awal saya sudah mengatakan pada si Abang bahwa saya tidak bersedia sendiri mengantar Irham ke sana, kalau bisa biarlah kami semua ikut mengantar. Alhamdulillah keinginan ini terkabul. Minggu lalu selama tiga hari kami sekeluarga berangkat ke Singapore untuk mengantar Irham. Pada hari yang sama kak lila juga terbang dari KL dan kami semua bertemu di Changi Airport, sebelum menuju tempat kami menginap di Chinatown.
Senin 12 Agustus siang rombongan kecil kami menuju Dover Rd kampus. Sesuai jadwal yang dikirim kepada kami sore itu Irham diminta check in di asrama, sekaligus dimulainya masa orientasi untuk siswa baru plus semua orangtua. Saya sudah mulai merasa gundah..sore itu Irham akan langsung tinggal di asrama. Rasanya gimana gitu...
Namun setelah beres-beres di kamar baru Irham dan sempat mengitari kampus UWC sambil ngobrol sama guru-gurunya, saya menjadi sedikit lebih tenang. Apalagi ternyata Irham tidak menginap langsung Senin malam itu, dia masih kembali bersama kami ke penginapan.
Esoknya pagi-pagi kami kembali menemani Irham ke acara orientasi di sekolahnya. Kali ini Kak Lila dan Ilman tidak ikut, mereka mau jalan sendiri naik-turun MRT. ’Good luck..bang Awam, see u on October’ itu kata Ilman saat kami meninggalkan penginapan. Ya.., sore ini Irham akan mulai masuk asrama. Saya, si Abang dan Ilman akan terbang pulang Selasa malam, sementara kak lila pada waktu bersamaan juga akan terbang ke KL.
Sebagian hati saya rasanya ikut tertinggal di sana, saat saya dan si Abang melangkah ke luar gedung UWC. Perasaan yang persis sama seperti yang saya rasakan saat meninggalkan kak lila dulu di Uniten. Menyadari saya lebih banyak diam, sepanjang perjalanan menuju hotel..si abang terus menggoda saya...’Ayo..senyum lagi..., bukankah jarang-jarang kita bisa berjalan berdua begini ?’
Setelah melihat dan mendengar langsung selama masa orientasi di sana, saya jadi lebih banyak tahu tentang college satu ini. UWCSEA atau United World Colleg of South East Asia adalah salah satu college yang merupakan bagian dari UWCs lainnya yang tersebar di setiap benua. Sekolah ini menerima siswa mulai dari usia 4 sampai 16 tahun (TK-SMA). Kurikulumnya lebih banyak mengadopsi kurikum British dengan pennyesuai sana- sini sesuai kebutuhan. Irham sendiri akan menempuh pendidikan IB (International Baccaulereate), kurikulum standar yang diakui secara international (terutama di Eropah). Tahun ini dia memulai pendidikannya di year 10 FIB (foundation of International Baccaulereate). Tahun ke dua dan ke tiga baru full IB.
Melihat sarana pendidikan dan fasilitas college ini, saya dan Si Abang sadar bahwa kami berdua tak kan mampu membiayai anak-anak kami masuk sekolah ini. Muahallnya itu lho ! Mungkin memang rezeki Irham dapat beasiswa untuk bersekolah ke sana (Alhamdulillah).
Mengikuti langkah kami orangtuanya yang sering harus menjadi minoritas dalam menempuh pendidikan, Irham kini menjadi satu-satunya WNI diantara 42 siswa baru FIB yang berasal dari 16 negara tahun ini. Untuk urusan berteman, Insya Allah Irham cukup mampu memulainya. Hari pertama di sana Irham sudah terlihat akrab mengobrol dengan beberapa siswa dari India. Saat itu kami tidak sempat bertemu dengnan teman sekamarnya, tapi dari list yang ditempel di dinding, kami tahu Irham akan berbagi kamar dengan siswa asal India, Korea, dan East Timor.
Tinggal sekarang kami sebagai orangtua selalu mengingatkan Irham akan akarnya dan akan kewajibannya sebagai seorang muslim. Ini penting. Dari segi agama, Irham juga tergolong ke dalam kelompok sangat minoritas. Irham tidak sendiri, minimal ada 2 kakak kelasnya yang berasal dari Aceh juga, mereka penerima beasiswa tahun sebelumnya. Meskipun beda gedung asrama, mereka sudah janjian akan sahur bersama Ramadhan nanti.
Sebenarnya inilah yang sangat memberatkan hati saya. Baru seminggu sekolah, Ramadhan menjelang. Anak seusia Irham berpuasa jauh dari rumah tentu bukanlah hal yang gampang dilepas setiap Ibu, apalagi puasanya di lingkungan non muslim begitu. Namun saya berharap..Insya Allah pengalamannya berpuasa di Leeds dulu, di lingkungan yang juga tidak berpuasa, bisa menjadi bekal bagi Irham untuk Ramadhan ini. Bedanya kali ini dia jauh dari keluarga tentu saja.
Semoga Allah senantiasa melindungi anak-anak kami. Semoga mereka senantiasa melangkah di jalan-Nya. Amin.
Banda Aceh, 18 Agustus 2009
TFS for sharing ya Kak... hebat deh pokoknya sampe speechless mau komen apa :-)
ReplyDeletebig hugs utk k lily...InsyaAllah Irham akan baik2 aja...ramadhan mubarak ya kak..
ReplyDeletesaya juga....speechless...
ReplyDeletei wish i could do more for him....hmmmm...
Mohon doanya...ya..Na. Mudah-mudahan Irham oke di sana. Amin
ReplyDeleteAmin. Selamat puasa untuk cicik sekel. Gimana puasa di toronto ? Masih summer...luamayan lama ya Cik ?
ReplyDeletethank you mila, mudah-mudahan kita bisa jumpa suatu saat nanti Insya Allah. ramadhan mubarak...
ReplyDelete