Sunday, April 18, 2010

Aktivitas Baru Sebagai Mahasiswa

Sudah lebih sebulan saya kembali ke Leeds, kembali menjadi  mahasiswa di negeri orang.  Meskipun saya pernah tinggal di Leeds sebelumnya, bukan berarti hari-hari saya kini menjadi lebih mudah.  Justru sebaliknya.  Tantangan terberat datang dari rasa home sick dan rindu keluarga yang terkadang begitu mendera.

Sebulan pertama menjadi mahasiswa, saya disibukkan dengan diskusi bolak-balik dengan pembimbing tentang topik penelitian saya plus plus timeline program S3 saya selama minimal 3 tahun ke depan.  Menjadi mahasiswa S3 di UK umumnya kita memang tidak punya beban kuliah seperti mhs di Amerika atau Kanada atau di Indonesia.  Makanya di UK, mhs S3 sering juga disebut Research Student.

Setelah menimbang sana sini, akhirnya saya setuju dengan salah satu alternative yang ditawarkan Steve (itu nama pembimbing saya).   Alhamdulillah dia cukup mengerti dengan situasi saya.  Sejak awal saat saya masih di Banda Aceh, dia sudah mengatakan bahwa dia butuh seseorang yang meneliti tentang ‘fig wasps’ di Pulau Sumatera.   ‘You are the right person’, katanya waktu itu.   Bagi saya itu cukup menggembirakan.., berarti saya bisa sering pulang dong.   Horeee...

 Di lab tempat saya berkantor sehari-hari sekarang mungkin saya adalah PhD student yang paling tua.  Enaknya di UK umur bukanlah penghalang untuk sekolah.  Umur berapapun bisa jadi mahasiswa lagi asal serius dan punya komitmen tinggi.  Tiga tahun lalu saat kuliah S2 di Leeds Uni juga, saya punya teman dari York yang usianya waktu itu sudah 58 th !   Dia tetap semangat dan bisa berteman sama siapa saja.  Kini dia tetap menjadi teman saya yang sekali2 bersedia datang ke Leeds untuk sekedar makan siang bersama.

Meskipun ada sekitar 8 orang setiap hari ngumpul di Lab yang sama, bukan berarti saya sudah mengenal mereka semuanya.  Typical orang UK kan jarang mau memperkenalkan diri sendiri pada orang baru, tapi begitu kita mengenalkan diri, mereka akan sangat friendly.   Setiap mhs di lab saya punya computer sendiri2 plus printer dengan aksesori yang bisa kita minta di toko milik fakultas atas persetujuan pembimbing.   Makanya interaksi jarang terjadi kecuali bagi mereka yang segrup penelitian.

Setiap hari masing2 sibuk dengan kegiatan sendiri2, saya yang baru mulai sibuk dengan acara ngumpulin paper dan membaca plus sekali2 chatting sama suami dan teman2 yang sedang ol.  Ada juga yang sibuk dengan kerjaan lab dan kegiatan lain di dalam lab.  Semuanya dikerjakan dalam diam.  Sekali2 ada terdengar suara salah seorang complain karena kerjaannya terkontaminasi, atau ada terdengar diskusi ttg penelitian diantara mereka yg punya pempimbing yg sama.  Tak ada obrolan ngalor-ngidul, tak ada gossip..  , tak ada suara telpon yang berbunyi.  Semuanya serius.

Saat makan siang, satu dua ada yang bangkit sambil mengajak teman di sebelah untuk makan bersama.  Makan bersama artinya makan makanan sendiri namun duduk bersama-sama. Saat inilah saya mengenal mereka.  Common room lantai 7 (Lab saya di lt 10) merupakan tempat berkumpul student dan staff saat makan siang.  Di sini biasanya baru terdengar obrolan santai dengan gelak tawa masing2 kelompok.  Kadang saya tersenyum sendiri di ruang ini, ada begitu banyak bahasa terdengar, Cina, India, Perancis, Spanyol, Arab.. dll, yang gak ada bhs Indonesia.  Karena saya memang satu2nya mhs Indonesia di biologi  (hikss..).   Belum lagi beragam bau makanan...dari negara berbeda.  Di ruang ini ada dapur dengan fasilitas microwave, makanya meskipun samar2 bau makanan aneh2 tetap tercium usai dipanaskan.

Sejauh ini hubungan saya dengan supervisor cukup baik.  Kebetulan dia juga pembimbing saya saat  penelitan S2 dulu.  Saya bisa mengetuk kantornya kapan saja.  Kalau keperluannya agak lama atau dia sedang sibuk, biasanya saya kirim email dulu minta ketemu.  Seperti semua dosen di Leeds Uni (mungkin juga di Uni lain di UK), dosen –dosen bersikap sangat informal.   Sehari-hari kita cukup memanggil mereka dengan nama depan saja.  Ini beda dengan saat saya kuliah di Kanada dulu, saat sudah dekat baru kita diminta memanggil mereka dengan nama depan.  Di UK semuanya sangat informal, tak ada panggilan doctor atau professor dalam percakapan sehari-hari.

Bukan berarti kemudian saya tidak punya tantangan di kampus.  Saya datang dan mulai program tidak pada waktu seharusnya.  Awal tahun ajaran  untuk program PhD seharusnya adalah akhir Sept, makanya banyak kegiatan wajib bagi student baru dibuat menyesuaikan jadwal ini.  Akibatnya bagi saya yang datang terlambat 6 bulan, harus berjibaku sendiri mengenal system dan kegiatan wajib yg harus saya lakukan.  Ada training dan workshop yang sudah lewat, saya harus cari sendiri dimana dan kapan training selanjutnya.  Bila tak ada lagi, berarti saya harus menunggu tahun depan bergabung dengan mhs baru nanti.

Intinya menjadi mhs baru seperti saat ini, saya harus sangat independen dan rajin bertanya sana sini.  Kadang saya rada melow juga, saat ketemu begitu banyak hal yang harus saya pelajari pada saat bersamaan.  Steve biasanya langsung tahu, dan dia memberi komen:  ‘Keep asking to anybody else, you’re quite a chatty person..  I know you can survive’.  Ya ampun, ternyata bukan hanya suami dan anak2 saya yang bilang saya sering cerewet...

Sekian dulu cerita saya kali ini.  Semoga langkah saya ke depan dimudahkan Allah swt.  Amin.

 Untuk para mhs dan mantan mhs saya yang kebetulan membaca catatan ini.  ‘Keep your spirit up, don’t give up easily...you’re all still very young and full of energy..!!

Ahad, 18 April 2010

 from leeds with love,

lily

12 comments:

  1. kak Lily...semangatnya bikin saya semangat ingin belajar lagi....:)

    ReplyDelete
  2. Alhamdulillah..Nura, semangat memang harus terus dipelihara.. Pa kabar di Montreal ?

    ReplyDelete
  3. kalo membaca cerita ibu di uk ttg mahasiswa s3, gak perlu masuk kuliah lagi, apa ini juga berlaku u jurusan pendidikan bu?

    ReplyDelete
  4. sistemnya sama spt di NZ ya kak, gak pake kuliah utk s3. s2 pun sebenernya gakada kuliah, kita yg presentasi.
    jadi kangen pengen jd student lagi hehehe... semoga lancar ya kak...

    ReplyDelete
  5. kalau untuk S3.umumnya memang gak ada kuliah lagi Intan, kecuali bberap modul wajib sperti statistik, misalnya. ASetahu saya untuk bidg pendidikan juga begitu. Sistemnya sama

    ReplyDelete
  6. Kalau S2 di UK justru padat kuliah Na. Pokoknya setahun master terbirit2 deh.. terutama untuk yang Taught Course. Ada juga yang MPhil, yang ini biasanay 2 th, karena ada tambahan research yang lumayan besar. Biasanya sih MPhil itu langsung leading PhD.

    Amin. Untuk nana juga.., masih banyak waktu untuk jadi student lagi... tenang aja. Enjoy your days..being a mother first

    ReplyDelete
  7. membaca cerita kak Lily jadi semangat juga nih tuk berbuat sesuatu selain jadi ibu RT, semangat terus ya kak, semoga semua dilancarkan...amin...

    ReplyDelete
  8. betul elda...just do whatever you can..., semangat juga untuk elda ya..? Amin untuk doanya

    ReplyDelete
  9. Bu Lily..jadi dapat spirit untuk siap2 lagi nih. Insya Allah kalau semua beres..sy akan ke UK september ini. Doain ya..

    ReplyDelete