Mau cerita lagi tentang suami, ah. Gak pa-pa
Dua tahun terakhir ini, disela kesibukannya sebagai student, doi juga bekerja sebagai dosen Bahasa Indonesia untuk undergraduate student di Department of East Asian Studies (EAS),
Pekerjaan ini bermula ketika salah seorang staff Leeds Uni di School of Education, yang kebetulan dekat dengan komunitas Indonesia di Leeds, merekomendasikan suami saya pada Ian, dosen di jurusan EAS. Ceritanya, saat itu Ian sedang mencari satu orang graduate student dari
Setelah wawancara non formal, jadilah suami saya masuk tim-nya Ian untuk mengajar dengan judul mata kuliah: Indonesian Language and Culture, tingkat Basic dan Intermediate. Awalnya suami saya hanya diminta membantu Ian untuk praktek ‘conversation’ sehari-hari dalam Bahasa
Ian sendiri sebenarnya bukan ahli Bahasa Indonesia , tapi dia memang pernah belajar formal Bahasa Indonesia di Universitas Satyawacana Solo dan di
Tak ada jurusan khusus seputar Indonesia di Leeds Uni. Modul Bhs.
Suami saya pernah bertanya apa alasan para student ini belajar Bahasa Indonesia. Jawaban mereka macam-macam. Dua orang diantaranya menjawab karena mereka pernah tinggal di
Alasan nostalgia juga dikemukakan oleh seorang student yang berasal dari Polandia. Keluarga mereka pernah tinggal di
Selain karena ingin bernostalgia, beberapa student lain justru mengatakan tak pernah tahu apapun tentang Indonesia, mereka belajar bahasa Indonesia karena berniat mencari pengalaman ke luar negeri usai sekolah, dan salah satu negara tujuan adalah Indonesia.
Apapun alasan mereka belajar Bahasa Indonesia, suami saya dibuat kagum..oleh kemampuan mereka dalam menyerap bahasa
Sebagai bagian dari kuliah, selain ujian, setiap student juga diwajibkan menulis tentang
Salah seorang student menulis tentang perkembangan politik di
Si student tadi menuliskan kalimat seperti ini: ‘…….., meski diserang bertubi-tubi oleh tentara sekutu, namun para hantu bangsa
Saya memandang suami dengan bingung. ‘Para hantu Bangsa
Sambil tersenyum suami saya malah bertanya kembali. ‘Ayo coba pikir.., tahu nggak apa maksudnya ?’ .
‘Bayangkan kalau kita harus nulis dalam Bahasa Inggris.., saat ada kata yang kita tak tahu bahasa Inggrisnya apa, dimana kita akan lihat ?’
‘Di kamus’, jawab saya cepat. ‘Nah, begitu juga..dia’, lanjut suami saya. So…?
Sesaat kemudian saya baru nyambung, si student tadi berusaha menerjemahkan kalimat dalam pikirannya yang kira-kira begini: ‘…, the spirits of Indonesian people…, bla..bla…’. Si student kesulitan menerjemahkan apa artinya spirits dalam bahasa
Saya cek kamus Inggris-Indonesia Hassan Shadily, pada entry spirit tertulis artinya : roh, jiwa; semangat; hantu, dll. ‘Ha..ha..’, saya tertawa baru mengerti, rupanya si student salah memilih arti..,dia pilih kata hantu, padahal seharusnya dia pilih kata semangat untuk meng-artikan kata spirit dalam kalimatnya.
Terlepas dari hal-hal kecil seperti itu, secara umum mereka menulis dengan tata bahasa yang sangat bagus, nggak kalah sama mahasiswa kita di
Tahun ini, suami saya kembali mengajar ‘Intermediate Indonesia Language and Culture’. Kuliah sudah usai, dan ujian sudah berlangsung dua minggu lalu. Kemarin doi ke kampus untuk mengambil kertas ujian mereka. Saya ikut melihat hasil kerja mereka.
Pada bagian pertama soal, mereka diminta untuk menerjemahkan beberapa topik cerita dalam bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Pada bagian ke dua mereka diminta menulis sejumlah 600-800 kata dengan topik berikut (pilih salah satu):
(a) Transmigrasi sebagai jawaban untuk masalah populasi di
(b) Sistem perkawinan di beberapa masyarakat di
(c) Lubang buaya dan penegakan ORBA
(d) Menanggulangi masalah pendidikan di
(e) Agama di Indonesia
Setelah membaca topik diberikan..dalam hati saya berkomentar: ‘Topiknya berat amat, saya yang ngomongnya bahasa Indonesia terus.., akan butuh waktu lama untuk bisa menulis dengan topik di atas’.
Intinya mereka harus punya background membaca yang lumayan banyak untuk bisa menulis salah satu topik tersebut. Dan itu harus dilakukan sebelum mereka masuk ke dalam ruang ujian. ‘No dictionaries and any background readings are allowed to be brought in, while exams in progress..’.
Nah.., nggak gampang
♥philip masih belom terlalu fasih bahasa Indonesia nya kak lily, karena saya juga jarang ngomong Indonesia dng dia.. dan kalaupun dia tau kata2 bahasa Indonesia, itu juga dari para tetangga dan anak2 semasa di pdg yg selalu pake B.indonesia ama dia... mungkin kalau dia ikut proper course kayak gini mungkin juga gampang kali dia bisa nya yah..♥
ReplyDeleteBisa jadi Ning. Karena sepertinya studentnya suami saya satu semester sudah bisa bicara tentang dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya.
ReplyDeletewah mbak lily..kebetulan banget ya diantara arti kata di dalam kamus, yang dipilih lha kog si hantu :)
ReplyDeletebaca artikel mbak lily saya jadi semangat, karena ada lagu satu nusa satu bangsa nya....:), saya cinta bahasa indonesia.....
mbak, replynya agak gak nyambung sama konteksnya nih, saya mau bilang terima kasih atas asam suntinya :)
ReplyDeleteWaduh mbak...aku malah bingung ama anakku yang paling kecil...susah kalo diajak ngomong bahasa Indonesia.....bingung!!!!!
ReplyDeleteeh saya jadi bolbal nengok halaman ini mbak gara2 lagunya :)
ReplyDeletetfs mbak lily
heheheehhehehehhee,,,,, ka Lily lucu banget yach pas bacanya
ReplyDeleteIya..mbak Nur. Kobarkan terus semangat...itu juga yang saya tanamkan dalam hati saya selalu
ReplyDeleteSama-sama Myr. Mudah-mudahan bermanfaat
ReplyDeleteAnak-anak memang cepat sekali menyerap bahasa baru. Tapi jangan menyerah mb Yusy, keep talking in Bahasa Indonesia. Paling tidak dia tetap ngerti secara pasif.
ReplyDeletehe..he..jadi ingat masa sekolah dulu ya... Kalau upacara Senin ada acara lagu wajibnya. Satu Nusa Satu Bangsa salah satunya. Btw, waktu Myra SMP at SMA masih ada upacara setiap Senin ?
ReplyDeleteSaya juga ngakak terus pas ngerti maksudnya..(Mungkin begitu juga native speaker in English saat baca tulisan kita ya...)
ReplyDeleteIstri saya tinggak di jogja 10 boleh bicara dan tulis dalam indonesia, saya sendiri gak pandai berbahasa indonesia, pandai cuma malay, malaysia boleh................
ReplyDeleteIstri saya pernah tinggal 10 bulan di jogja boleh bicara dan tulis, saat penelitian Sosial Antropologi beberapa tahun lalu....Bahkan boleh jadi jurubahasa Indonesia - norsk. untuk saat ini belum ada kamus indonesia- norsk
ReplyDeleteAnak ku sampai sekarang bisa berbicara aceh dengan ku, dan berbicara norsk dengan ibu nya, Dan dia lahir di norway tidak ada masalah apapun dalam berbicara, anak anak boleh belajar bahasa dalam sekaligus menurut saya....munkin yusys aja yang tidak mementingkan bahasa bunda, kerena kalau anak pandai berbicara bahasa org lain ibu nya jadi bangga. Kemana kita pergi bahasa ibu jangan di buang dong.. Sayang sampai sekarang tidak mengerti kenapa kebanyakan org di indonesia malu berbahasa bunda....Norway salah satu negara yang mecintai bahsa nya sendiri, siapa saja yang mau tinggal di norway harus belajar bahasa nya.
ReplyDeleteWah..boleh..juga nih dimulai. Kamus Indonesia-Norsk. Salam kenal juga untuk isterinya
ReplyDeletelagunya asiiik..:)
ReplyDeleteMenurut saya..masih banyak ..yang tetap bangga dengan bahasa Indonesia. Saya sendiri rasanya cape.dan 'terkilir lidah' kalau harus berbahasa Inggris terus. Paling enak pake bhs Indonesia.., apalagi bhs Aceh..baru klop (he..he..). Anak bungsu saya (9.5 th) sekarang juga lebih sering berbahasa Inggris dengan Abang dan kakak-nya. Tapi saya dan suami tetap berbahasa Indonesia dengan mereka. Insya Allah kalau pulang nanti..mereka tetap bisa berbahasa Indonesia. So.., jangan kuatir mb Yusy...
ReplyDeletehe..he..emang baru kenal sama lagunya ? Apa kabar Ema ?
ReplyDeletehehe udah lama malah gak dengar lagu ini bu lily..alhamdulillah ema baek2 bu lily..besok mo berangkat pelatihan pekerti satu minggu di luar kota (bu lily pasti tau pelatihan pekerti itu apa yah hehe..secara gitu loh :) bu lily kapan pulang ke indo ??
ReplyDeletePelatihan pekerti ? Wah..perlu bawa sesuatu untuk mengalihkan kebosanan. Walah koq saya malah ngajarin yang gak bener nih... Kami segera pulang begitu suami selesai sekolahnya. Doain ya..
ReplyDeleteiya bu lily..pekerti hehe wah bertambah satu lagi orang yang bilang kalo pelatihan ini membosankan. Amiiin Sukses selalu untuk bu lily dan pak Yun sekeluarga trus cepat pulang untuk kembali mengajar dikampus tercinta!!
ReplyDeleteAmin. Mudah-mudahan nanti kita bisa ketemu lagi ya..
ReplyDeleteAmiiin..semoga bu lily..kita ketemu lagi..salam kangen selalu dari jauh :)
ReplyDeletesalam kangen juga buat ema..
ReplyDeletesalam kangen juga buat ema..
ReplyDeletesalam kangen juga buat ema..
ReplyDeletesalam kangen juga buat ema..
ReplyDeletehehe..emang paling gampang ko salah ngartiin kata,palagi kalo liat dr kamus arti satu kata bisa banyak gitu...
ReplyDeletebahasa indo kayanya emang gampang di serap,banyak tuh turis aussie di bali 3-6 bulan aja udah lancar banget ngomong indo komplit dengan slang-nya..
Bisa-bisa ngalahin kita ya..mb temmy (he..he..)
ReplyDeleteTopiknya susah amat ya..Saya aja merasa susah kalo disuruh nulis yang kaya gitu..:-P. Hehehe..dari dulu paling males pelajaran mengarang..
ReplyDeleteIya..tuh, menurut saya topiknya memang susah. Yang bikin soal sih..sang koordinator, jadi asistennya gak boleh protes. Giliran kasih nilai..mana pelit amat tuh dia. Padahal suamiku sudah kasih nilai 70-an. Eh, si Ian-nya bilang: 'Koq kamu kasih nilai tinggi amat ?'
ReplyDeleteGUBRAK!!!
ReplyDeletesiapa yang kasih soal ini Kak? kejam amat... syusyah!
btw serkan mau dong diajarin sama suaminya kak Lily, soalnya gurunya yang ini enggak sabaran :-p
hayo..bisa gak nulis tentang salah satu topik tersebut tanpa pusyinggg kepala.., Si Ian..sang koordinator emang susah banget kalau kasih soal, mana pelit nilai lagi. serkan mau belajar ke Leeds..? Dengan senang hati saya akan maksa suami untuk diterimaa....(terus saya mau lamar jadi asistennya.., biar bisa ketemu serkan..he...he..). Btw, sudah balik ke NZ nih..Yuana ?
ReplyDeletesaya mau tahu
ReplyDeletekalau mau belajar mesti berani
ReplyDelete