Hari pertama saya di Banda Aceh (2 Jan), bersama Haris..dengan mengendarai sepeda motor pinjaman, saya menuju lokasi rumah orang tua saya.
Berikut ini adalah kondisi Kp Mulia dan sekitarnya, khususnya rumah Bapak dan rumah Haris. Medan yang sulit saat itu membuat kami terpaksa masuk ke lokasi dengan berjalan kaki.
Jangan tanyakan bagaimana perasaan saya waktu itu. Hancur.., sakit, perih , pedih... (Hanya kepada-Mu ya..Allah aku mengadu)
Tak ada kata yang bisa menggambarkan rasa hati saya...
yang tabah ya Mbak...mudah2an keluarga Mbak Lily yang menjadi korban Tsunami ini diterima di sisi Allah SWT.
ReplyDeleteMaaf, saya ga tega melihat fotonya satu persatu...
Trims mb Senny. Amin untuk doanya. Gak apa..,saya membuka kembali album ini untuk menguji rasa hati saya kini..
ReplyDeletedalam kejadian kebakaran itu ada juga mayat yang ikut terbakar kak..
ReplyDeleteBenar Yudi, saat terbakarnya SDN 20/21 seorang tetangga yang selamat yakin bahwa jenazah anak sulungnya yang semula akan dievakuasi, ikut terbakar..saat sang Ayah kembali ke lokasi.
ReplyDeleteBenar Yudi, saat terbakarnya SDN 20/21 seorang tetangga yang selamat yakin bahwa jenazah anak sulungnya yang semula akan dievakuasi, ikut terbakar..saat sang Ayah kembali ke lokasi.
ReplyDeleteInnalillahi wainna ilaihi rajiun..Allahummaghfirlahum, war hamhum..wa'afihim wa' fua'anhum...
ReplyDeleteTow ngoen rumoh ureung chik loen..kp. laksana.
ReplyDeleteAmin. trims Isra
ReplyDeleteIya.., Kp. Mulia adalah batas terakhir banyaknya korban yang jatuh waktu itu. Kp. Laksana Alhamdulillah terhalang oleh tingginya toko disepanjang Jl Pocut Baren, sehingga penduduk masih sempat menyelamatkan diri.
ReplyDelete